
Bali Bajet: Panduan 10 Hari Melancong Sendiri di Bali

Bali 10 Hari Menginap Sendiri: Pengalaman Jujur dan Tips Hemat
Ini dia ulasan jujur dari kami tentang liburan 10 hari di Bali tanpa bergantung pada agen tur. Secara singkat, Bali dianugerahi keindahan alam yang luar biasa. Namun, perlu diketahui bahwa jalanan, terutama di luar jalur utama, bisa jadi sempit dan berlubang seperti jalanan desa di Indonesia. Makanan cenderung pedas dan asin. Biaya transportasi dan makan mungkin terasa lebih mahal dibandingkan di Vietnam atau Thailand, tempat yang pernah kami kunjungi. 1. Akomodasi
Pilihan akomodasi di Bali sangat beragam. Kami memesan kamar melalui Airbnb, Agoda, dan Booking.com, semuanya menawarkan harga yang cukup terjangkau. Satu kesalahan yang kami sadari setelah tiba di Bali adalah tidak memeriksa peta terlebih dahulu sebelum memesan akomodasi. Hal ini membuat jarak tempuh antara penginapan kami dengan beberapa lokasi wisata menjadi cukup jauh. Saran kami adalah tentukan dulu area yang ingin Anda kunjungi, cari tempat wisata di sana, lalu gunakan Google Maps untuk mencari penginapan atau hotel di dekatnya. Ini akan sangat memudahkan mobilitas Anda. Kami berdua, dengan harga kamar rata-rata sekitar 500 ribu Rupiah per malam, menghabiskan hampir 5 juta Rupiah untuk akomodasi selama periode ini. Namun, ada banyak pilihan hotel menengah dengan harga sekitar 250 ribu hingga 300 ribu Rupiah per malam yang bisa Anda pertimbangkan. 2. Tiket Pesawat
Kami memesan tiket jauh-jauh hari, sekitar 4 bulan sebelum keberangkatan, melalui Scoot Airline. Dengan pemesanan lebih awal, harganya sangat terjangkau, hanya 4,6 juta Rupiah untuk tiket pulang pergi, dengan kursi yang nyaman dan jadwal penerbangan yang tepat waktu. Dua bulan sebelum keberangkatan, kami mengecek kembali dan harga tiket sudah naik menjadi 7 juta Rupiah. Jadi, memang benar, semakin cepat Anda memesan, semakin murah harganya. 3. Kuliner
Secara umum, makanan di Bali cenderung asin dan pedas. Pilihan utamanya adalah ayam dan sapi. Daging bebek memiliki aroma yang kurang sedap dibandingkan di Vietnam, sehingga setelah 4 hari, kami sudah merasa bosan dan sangat merindukan sayuran. Akhirnya, kami memutuskan untuk mencoba masakan Jepang, Korea, Vietnam, Tiongkok, Meksiko, dan India. Ternyata, makanan dari negara-negara ini lebih enak dibandingkan masakan lokal. Terutama, kami menemukan sebuah restoran Vietnam bernama Bun & Bo yang terasa lebih otentik daripada beberapa tempat makan di Hanoi, dan restoran ini sangat terkenal di Bali. Untuk masakan lokal, Anda bisa mencoba warung-warung lokal dengan kisaran harga 50-70 ribu Rupiah per porsi. Kami sempat singgah di beberapa restoran yang ramai turis, dan harganya cukup mahal, sekitar 800 ribu Rupiah per makan. Anehnya, setelah beralih ke masakan internasional, harga per porsi menjadi lebih terjangkau, sekitar 250 ribu hingga 400 ribu Rupiah untuk makanan yang lebih mewah dan mengenyangkan dibandingkan dengan restoran lokal yang ditujukan untuk turis. Kami memperkirakan menghabiskan sekitar 17 juta Rupiah untuk makan dan minum selama 10 hari. Perkiraan ini didasarkan pada pengeluaran rata-rata di atas 450 ribu Rupiah per hari. Sekali makan sushi hanya menghabiskan 350 ribu Rupiah, makanan Korea 250 ribu Rupiah, dan masakan Meksiko sekitar 250 ribu Rupiah untuk berdua, yang kami rasa sangat sepadan dengan harganya. 4. Transportasi
Lalu lintas di Bali, terutama di Ubud, cukup padat. Namun, para pengendara umumnya patuh pada aturan lalu lintas dan berkendara di jalurnya masing-masing, sehingga secara keseluruhan cukup mudah untuk bermanuver. Satu hal yang perlu diingat adalah mereka berkendara di sisi kiri jalan. Anda harus selalu mengingatkan diri sendiri untuk berada di jalur kiri agar tidak membahayakan diri sendiri, karena pengendara di sana cukup cepat. Untuk menghemat biaya, kami menyewa sepeda motor seharga 150 ribu hingga 200 ribu Rupiah per hari. Namun, bagi Anda yang kurang yakin dengan kemampuan mengemudi, jangan khawatir. Pacar saya yang awalnya tidak bisa mengendarai sepeda motor pun akhirnya bisa mengemudikannya dengan lincah selama beberapa hari terakhir. Total biaya transportasi kami adalah sekitar 1,5 juta Rupiah untuk sewa motor. Ditambah lagi sekitar 1,5 juta Rupiah untuk taksi ke Ubud dan sesekali taksi keliling, sehingga totalnya mencapai 3 juta Rupiah. Pojok Wisata
1. Kuta
Kami menginap di Kuta selama 2 hari, namun lebih banyak menghabiskan waktu di sana untuk makan. Pengalaman belanja di sini kurang menyenangkan karena kami merasa harga ditawarkan sangat tinggi. Saran saat berbelanja di pasar adalah tawar hingga 3 atau 4 kali lipat dari harga awal. Pernah ada sepasang sandal yang ditawarkan seharga 700 ribu Rupiah atau sekitar 1,2 juta Rupiah dalam mata uang Vietnam, namun penjual akhirnya menjualnya seharga 180 ribu Rupiah. Kami sadar banyak barang yang kami beli dengan harga terlalu mahal. Jadi, jangan ragu untuk menawar hingga 3 kali lipat, ya! Secara umum, di Kuta kami hanya makan dan minum, jadi tidak banyak ulasan tempat wisata yang bisa diberikan. 2. Ubud
Perjalanan dari Kuta ke Ubud, jika Anda memesan taksi harian penuh, biayanya sekitar 600 ribu Rupiah dan Anda bisa pergi ke mana saja. Kami memilih menggunakan Grab dengan biaya 300 ribu Rupiah, lalu menyewa sepeda motor sendiri untuk beraktivitas, sehingga biayanya lebih hemat. Ubud terkenal dengan ayunan (Swing), air terjun, dan ATV. Namun, harga tiket ayunan yang tertera di internet berbeda dengan harga di lokasi, yang bisa tiga kali lipat (400 ribu Rupiah per tiket). Kami memutuskan tidak bermain ayunan karena harganya terlalu mahal untuk sekadar berfoto. Akhirnya, kami mengalihkan dana tersebut untuk bermain zipline dan mengunjungi sawah. Ada banyak air terjun di Ubud, jadi pilihlah yang Anda suka. Kami mengunjungi Air Terjun Kanto Lampo. Dari foto, terlihat besar, namun area tersebut ternyata cukup kecil. Setelah bermain di sana dan merasa kurang puas karena terlalu ramai turis, kami menemukan air terjun lokal yang jauh lebih indah dan hanya memerlukan biaya masuk 30 ribu Rupiah. Di sana, hanya ada sekitar 10 pengunjung lokal, tanpa turis asing, sehingga kami bisa bersantai dan berfoto dengan nyaman. Lokasinya hanya berjarak 3 km dari Kanto Lampo dan mudah ditemukan, meskipun kami lupa namanya. Mengunjungi Ubud tidak lengkap tanpa pergi ke pasar seni. Kami membeli banyak pakaian dan oleh-oleh dengan harga yang cukup baik, yang terpenting adalah selalu menawar hingga sepertiga dari harga yang ditawarkan. 3. Uluwatu
Area ini terkenal dengan pantai-pantai berair jernih yang indah, dan memang benar, air lautnya sangat biru. Kami berencana menghabiskan 2 hari dengan tenang di sini, namun ternyata kami melakukan perjalanan 20 km ke area Kutuh untuk melihat jalan yang diapit oleh dua tebing. Secara tak sengaja, kami menemukan Pantai Pandawa yang sepi pengunjung, sehingga kami memutuskan untuk menyewa kayak selama sore hari dengan biaya hanya 70 ribu Rupiah. 4. Sorotan Utama Perjalanan Ini
Tak lain adalah Nusa Penida. * Kami memesan tiket pulang pergi feri dengan biaya 500 ribu Rupiah. Meskipun banyak ulasan memuji Nusa Penida, tidak banyak yang membahas soal mabuk laut. Saya yang sehat pun hampir muntah dan merasa sangat tidak nyaman selama perjalanan laut selama satu jam. Pacar saya menyebutkan ada kapal lokal yang memakan waktu 2-3 jam perjalanan yang terasa lebih nyaman. * Hal lain yang perlu diwaspadai adalah tawaran tur dari sopir taksi. Sebelum berangkat, kami menerima tawaran tur mulai dari 3,5 juta, 2 juta, hingga 1,5 juta Rupiah, yang hanya mencakup transportasi. Namun, saat tiba di penginapan kami, kami menemukan tawaran tur sehari penuh di sana hanya 700 ribu Rupiah, jauh lebih murah dari harga yang kami tahu. Tur tersebut mencakup 4 destinasi dan transportasi seharian penuh, diakhiri dengan snorkeling seharga 200 ribu Rupiah. * Total biaya perjalanan 3 hari kami di sana adalah sekitar 1 juta Rupiah untuk akomodasi, 1,2 juta Rupiah untuk transportasi, biaya laundry di penginapan, dan 3 juta Rupiah untuk makan dan minum, sehingga totalnya melebihi 5 juta Rupiah dalam mata uang Vietnam. Estimasi Biaya 10 Hari (2 Orang):
* Akomodasi: Sekitar 5 juta Rupiah * Makan dan Minum: Sekitar 17 juta Rupiah * Transportasi: Sekitar 3 juta Rupiah * Objek Wisata dan Aktivitas: Sekitar 5 juta Rupiah * Tiket Pesawat: 4,6 juta Rupiah * Kerugian Finansial yang Kami Alami: 3 juta Rupiah * Total: Sekitar 20 juta Rupiah per orang untuk 10 hari Semoga Anda tidak mengalami banyak kerugian finansial seperti kami! Kredit: Thùy Linh