Kembara Transit Doha 21 Jam: Tips, E-Visa & Pengalaman Peribadi.

Kembara Transit Doha 21 Jam: Tips, E-Visa & Pengalaman Peribadi.



Pengalaman Transit 21 Jam di Doha: Panduan Lengkap untuk Petualang Muda

Saya punya pengalaman transit di Doha selama 21 jam dalam perjalanan dari Hanoi ke Frankfurt menggunakan maskapai Qatar Airways. Karena ingin sedikit menjelajahi kota sebelum melanjutkan penerbangan, saya sengaja memilih durasi transit yang cukup panjang. Berikut ini adalah sedikit cerita perjalanan dari sudut pandang saya sebagai anak muda yang aktif dan suka berpetualang. Bagi yang tidak ingin repot, ada opsi tur transit Discover Qatar yang sudah termasuk antar-jemput.

1. Keluar dari Bandara Doha: E-Visa dan Petualangan Metro

Untuk warga negara Vietnam yang ingin keluar dari bandara saat transit, Anda perlu mengajukan e-visa. Saya mengajukan permohonan melalui aplikasi Hayya, yang membutuhkan foto diri, visa Schengen, dan bukti pemesanan hotel. Biayanya sekitar 100 QAR, dan saya mengurusnya sehari sebelum keberangkatan dari rumah. Sesampainya di Bandara Hamad, jangan ikuti jalur transit biasa. Tanyakan arah keluar bandara, lalu gunakan mesin imigrasi otomatis. Pindai paspor, pintu akan terbuka, lalu pindai wajah untuk membuka pintu lagi. Setelah itu, pindai tas bawaan Anda, dan Anda bebas mencari stasiun metro. Ikuti saja arah yang bertuliskan Metro.

Setibanya di stasiun metro, saya berniat membeli tiket harian. Namun, seorang petugas bandara menghampiri dan bertanya apakah saya turis. Setelah melihat tiket pesawat saya, dia memberikan tiket metro harian gratis. Sungguh beruntung! Dengan tiket ini, saya pun langsung menjelajahi kota.

2. Pilihan Akomodasi Transit yang Ramah di Kantong

Mengenai penginapan, saya sempat bertanya kepada Qatar Airways apakah ada pilihan hotel transit gratis. Jika tidak ada, saya berencana memesan melalui situs Qatar Stopover. Situs tersebut menawarkan berbagai pilihan hotel, mulai dari bintang 4 hingga bintang 5, bahkan yang berlokasi di tepi pantai. Hotel bintang 4 biasanya sekitar 103 QAR, sementara bintang 5 sekitar 176 QAR. Ini sangat terjangkau, apalagi jika bepergian berdua. Karena saya bepergian sendiri, saya memesan kamar di Four Points by Sheraton Doha. Keuntungannya, stasiun metro berada tepat di bawah hotel (Exit 3), sangat memudahkan untuk pergi ke mana saja.

3. Menjelajahi Permata Budaya dan Kuliner Doha

Saya mengunjungi tiga tempat utama: Museum Nasional Qatar (tiket masuk 25 QAR), Museum Seni Islam (tiket masuk 50 QAR), dan Souq Waqif. Kedua museum tutup pada pukul 19.00. Saya tiba di Museum Nasional Qatar sekitar pukul 14.00 dan menghabiskan waktu hingga 16.00. Perjalanan menuju museum memakan waktu sekitar 20-30 menit berjalan kaki melewati taman yang rindang, tempat yang pas untuk bersantai dan menikmati angin sepoi-sepoi. Tiba di Museum Seni Islam tepat saat matahari terbenam menjadi momen yang sempurna untuk berfoto sebelum masuk ke museum. Saya selesai menjelajahi museum sekitar pukul 18.30.

Dari sana, saya berjalan kaki sekitar 15 menit menuju Souq Waqif. Cukup ikuti Google Maps, dan jika Anda melihat keramaian, kemungkinan besar itu adalah tujuan Anda. Pasar ini menawarkan banyak sekali barang menarik, persis seperti di film-film. Ada area bermain anak-anak dengan wahana seperti kereta api dan balon, mirip pasar malam di Indonesia. Uniknya, ada juga penjual burung hias. Saya kemudian memutuskan untuk mencoba sate bakar di sebuah kedai yang mendapat rating 4.5. Antrean cukup panjang. Anda tinggal memilih menu, ambil nomor, cari tempat duduk, dan pesanan akan diantar. Cara makannya sedikit unik: ambil sepotong roti, keluarkan isi sate ke atasnya, potong kecil-kecil dagingnya, bungkus dengan roti, peras sedikit jeruk nipis, lalu nikmati. Jujur saja, rasanya agak asin bagi saya, kalah jauh dengan sate Indonesia. Saya memesan empat tusuk sate dan satu Pepsi seharga total 24 QAR. Setelah itu, saya mencoba Karak tea, yang ternyata mirip teh tarik panas tanpa topping, seharga 3 QAR.

Saya sempat ingin mencoba kuliner lain, namun antrean sangat panjang, jadi saya memutuskan untuk pulang. Di pasar, saya sempat membeli kurma. Stasiun metro Souq Waqif berjarak sekitar 5 menit jalan kaki dari pasar. Saya kembali ke hotel sekitar pukul 21.00 untuk beristirahat sebelum penerbangan keesokan paginya. Semua transaksi saya lakukan menggunakan kartu, jadi tidak perlu repot menukar uang.

4. Kelancaran Penerbangan Lanjutan ke Frankfurt

Untuk penerbangan lanjutan dari Doha ke Frankfurt, karena bagasi saya sudah dititipkan langsung ke Frankfurt saat check-in di Hanoi, saya bisa langsung menuju area keamanan bandara dengan tiket saja. Prosesnya lancar: pindai paspor, lalu pindai wajah untuk keluar dari negara. Perlu diperhatikan, nomor gerbang keberangkatan (gate) tidak tertera di tiket pesawat. Saya mendapatkan informasi gate C39 melalui email dari Trip, sementara aplikasi Qatar Airways baru menampilkannya menjelang waktu boarding. Semua berjalan mulus hingga akhir perjalanan.

5. Pengalaman Terbang Nyaman dengan Qatar Airways Boeing 787 Dreamliner

Saya terbang menggunakan Boeing 787 Dreamliner kelas ekonomi bersama Qatar Airways, yang saya pesan melalui Trip dengan diskon 2 juta Rupiah pada program 9/9. Ruang kaki dan kursi sangat luas, sangat nyaman bagi saya yang bertubuh 1,5 meter. Pesawat berangkat tepat waktu, pramugari cantik, dan penerbangannya sangat mulus. Saya mendapatkan dua kali makan selama penerbangan 6 jam, meskipun porsinya agak banyak bagi saya. Sebelum berangkat, sempat ada kekhawatiran akan situasi perang seperti musim panas lalu, namun syukurlah semuanya aman. Kemungkinan besar, saya akan tetap memilih Qatar Airways untuk perjalanan berikutnya.

Semoga pengalaman transit saya ini bermanfaat bagi Anda. Selamat menikmati perjalanan Anda!

Sumber: Lê Linh

Catat Ulasan

Terbaru Lebih lama